Marine Surveyor & Inspection Services

Anda ingin bisa menghitung jumlah muatan minyak seperti bensin atau solar?

Kami akan memberikan kepada anda program perhitungan minyak untuk muatan cair produk petroleum, seperti product minyak pertamina.
Program ini bisa digunakan untuk menghitung muatan minyak dikapal tanker atau oil barge (tongkang minyak).

Dapat digunakan untuk menghitung semua jenis Produk turunan minyak petroleum seperti gasoline(bensin, premium, pertamax), kerosine (minyak lampu, minyak tanah), HSD (Solar, MGO), HFO (minyak bakar, minyak hitam), Avtur dan lain sebagainya.

Kami juga memiliki Table ASTM digital untuk Table 53, 54, 54B, 56 dan 57 , yang akan kami berikan kepada anda gratis, sebagai bonus perkenalan.

<<<< (gambar tampilan program)

Tunggu apalagi segera miliki software canggih ini hanya dengan Rp. 285,000,-
diskon khusus untuk pemesanan hari ini


Jika anda berminat bisa menghubungi saya di nomor kontak dibawah ini:


Ruly Abdillah Ginting,
Griya Batuaji Asri Blok X No. 19 - Batam
Email : marine.surveyor.indonesia@gmail.com
Handphone: 08127015790
Yahoo Msg: Chat With Us
Pembayaran bisa dilakukan dengan mentransfer uang ke rekening dibawah ini:
Hanya Rp. 285.000 Saja
Silahkan Lakukan Pembayaran Ke Rekening Dibawah Ini
BCA Cabang Nagoya - Batam
No Rekening : 3403431059
Bank Mandiri Cabang Batam Industrial Park
No Rekening : 1090009967308
Bank BNI Cabang Sei Panas - Batam
No Rekening : 0214822882
Bank Syariah Mandiri - Batam
No Rekening : 7006478144
terima kasih atas kepercayaan anda berbisnis dengan kami, software pesanan anda akan segera kami kirimkan ke alamat email anda.
_________________________________________
Jika anda berminat kami menawarkan paket bundling pembelian program perhitungan minyak ini dan Program Draft Survey Software hanya dengan
Rp. 500,000,-

Cara Melakukan Towing Approval Survey

Cara Melakukan Towing Approval Survey
Bagaimana cara Melakukan Towing Approval Survey?
Towing Approval Survey adalah suatu survei atau pemeriksaan kapal yang bertujuan untuk memastikan kelayakan kapal tunda atau kapal towing tug seperti Tug Boat atau Kapal AHTS (anchor handling towing tug supply vessel) yang akan menarik kapal tongkang atau barge, Cara Kerja Towing Approval Survey ini hampir mirip dengan cara mengerjakan Towing and Lashing Survey hanya saja ada perbedaan di bagian pemeriksaan lashing karena biasanya  Towing Approval Survey hanya menarik kapal tongkang kosong atau kapal tongkang jenis Crane Barge, Accommodation Working Barge (AWB) atau Laying Barge.


Semua kita tahu bahwa Indonesia terdiri dari ribuan pulau-pulau dengan ratusan pelabuhan, baik pelabuhan samudera maupun pelabuhan pedalaman. Oleh karena itu Indonesia memerlukan suatu sistem pengangkutan laut, salah satunya adalah sistem dengan tongkang dan tugboat.

Di perairan Indonesia sistem tersebut sangat cocok sebagai sarana transportasi antar pulau terutama di pelabuhan-pelabuhan yang fasilitasnya tidak dapat disinggahi oleh kapal laut, seperti pelabuhan-pelabuhan di sungai, di pantai, teluk-teluk yang kurang kedalaman airnya, karena sarat (draft) dari tongkang dan kapal gandeng cukup kecil.

Dewasa ini transportasi dengan menggunakan sistem tongkang dan tugboat banyak digunakan, cukup menguntungkan bila sistem tersebut dikelola dengan baik. Dalam mengelola system transportasi tersebut kita harus menguasai secara tehnis yang berhubungan dengan tongkang dan tugboat dengan sifat-sifatnya.
Towing and lashing survey bisa berarti sebuah inspection atas kelayakan sebuah kapal tugboat untuk menarik kapal tongkang beserta dengan muatan yang dibawanya.

Tugboat atau sering hanya disebut towing tug adalah istilah dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Indonesia disebut kapal tunda. Fungsi dari kapal tunda adalah sebagai sarana untuk menunda atau menarik kapal tongkang.

Menurut fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Tugboat yang digunakan untuk membantu olah gerak kapal besar selama di pela-buhan sewaktu akan sandar atau berangkat.
2. Tugboat yang khusus digunakan untuk menangkap ikan dengan pukat tarik.
3. Tugboat digunakan untuk menunda tongkang sebagai sarana transportasi antar pelabuhan.
4. Hydroconic Tug.
5. Kort Nozzle Tug.
6. Voith Schneirder Tug.
7. Docking Tug.

Menurut jenisnya digolongkan :

1. Ocean Tugboat : yang digolongkan Ocean Tugboat ialah tugboat dengan Horse Power (HP) lebih dari 2000 BHS, dengan panjang antara 38–76 m.

2. Coastal Tugboat : yang digolongkan Coastal Tugboat ialah tugboat dengan Horse Power (HP) antara 600 sampai dengan 2000 BHP, dengan panjang 21 – 36 m.

3. Inland Tugboat : yang digolongkan Inland Tugboat ialah tugboat dengan Horse Power (HP) dibawah 600 BHP.

4. Harbour Tug : yang digolongkan Harbour Tug ialah tugboat dengan kekuatan mesin kurang lebih 800 HP, tetapi sesuai dengan perkembangan besarnya kapal, seperti adanya super tanker, bulk carrier dan kapal penumpang samudera, Harbour Tug ada yang bertenaga sampai 3600 HP.

Istilah tongkang dalam bahasa Inggris disebut barge dan sesuai konstruksinya digolongkan :
1. Box type
2. Cut-up type
3. Spoon type
4. Ship type

Sesuai dengan fungsinya digolongkan :
1. Flattop Barge
2. Oil Barge
3. Flattop Oil Barge
4. Water Barge
5. Flattop Water Barge
6. Hold Barge
7. Lash Barge
8. Crane Barge
9. Piling Barge
10. Working Barge
11. Hopper Barge

Dewasa ini tongkang-tongkang tersebut di atas untuk bangunannya menggunakan bahan besi/baja.

Tongkang disini kami artikan adalah semua sarana angkutan di atas air tanpa menggunakan mesin sendiri, yang menggerakan dari satu tempat ke tempat lain dibantu oleh tugboat (kapal tunda).

Flattop Barge : jenis tongkang dengan konstruksi sederhana dari suatu bangunan yang diberi sekat-sekat membagi bangunan tersebut menjadi beberapa ruangan kedap air.

Oil Barge : jenis tongkang dengan konstruksi khusus untuk memuat berbagai jenis minyak. Bentuk bangunannya sama dengan Flattop Barge hanya ada penambahan pipa sounding, pipa udara, pipa untuk muat-bongkar bahan bakar dan tank hatch untuk setiap kompartemennya

Flattop Oil Barge : jenis tongkang yang fungsinya di atas main deck untuk muatan dry cargo dan di dalam kompartemen dapat diisi muatan minyak (cair).

Water Barge : jenis tongkang dengan konstruksi untuk memuat air tawar. Bentuk bangun-annya sama dengan Flattop Barge dengan penambahan pipa sounding, pipa pengisian dan pipa udara di setiap kompartemennya.

Flattop Water Barge : jenis tongkang dengan konstruksi perpaduan antara Flattop Barge dan Water Barge.

Hold Barge : jenis tongkang yang konstruksinya merupakan satu atau lebih kompartemen yang terpisah, dibagian atas diberi tutup dengan wooden boards atau pontoons.

Lash Barge : jenis tongkang yang konstruksinya hampir sama dengan Hold Barge, hanya konstruksi hull merupakan kotak tidak ada swimend/rake.

Crane Barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan crane di dek sebagai sarana untuk muat-bongkar muatan.

Piling Barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan alat pancang sebagai sarana untuk pekerjaan pemancangan.

Working barge : jenis tongkang flattop dengan penambahan akomodasi di atas dek untuk para pekerja, apabila mengerjakan pekerjaan di laut.

Hopper Barge : jenis tongkang dengan konstruksi khusus untuk memuat lumpur. Tongkang ini dipergunakan untuk membantu kapal keruk, untuk menampung lumpur yang telah dikeruk. Konstruksinya hampir sama dengan Hold Brage tetapi mempunyai ruangan samping dan bottom tengah yang dapat dibuka untuk membuang lumpur.

Untuk menarik/menggandeng berbagai macam Tongkang dilakukan dengan cara tersendiri. Yang dimaksudkan disini adalah sistim menarik/menggandeng yang baik dan selamat sampai tujuan.

Sistem menarik/menggandeng tongkang antara lain :
1. Single Tow
2. Tandem Tow
3. Tandem Tugs
4. Breasted Tugs
5. Honolulu / X’mass Tree
6. Side Tow

Lashing mencakup kegiatan pengikatan kencang (securing) muatan (barang atau kendaraan) di atas dek atau di palka tongkang, agar muatan (barang) tersebut tidak bergeser dari letak penempatannya atau penyusunannya yang pertama.

Untuk pengamanan dalam penempatan atau penyusunan muatan/barang di dek tongkang agar tidak bergeser/berpindah letaknya, sering diperlukan ganjalan, penyangga (stopper) atau pengencang. Ganjalan, penyangga dan pengencang tersebut dapat berupa kayu (balok) atau besi (siku, channel).

Cara Kerja Towing Approval Survey lebih ke pengecekan alat-alat keselamatan kapal dan alat-alat towing equipments, seorang marine surveyor indonesia harus bisa menjamin bahwa pelayaran kapal ini dapat selamat selama dalam pelayaran, selain cek towing equipments pastikan juga hal-hal lain yang perlu di ketahui dalam mengerjaan Towing Approval Survey seperti Way Poin atau rencana perjalanan kapal, perkiraan cuaca selama perjalanan yang akan di tempuh, kecukupan bahan bakar minyak di atas kapal dan juga persediaan air tawar untuk pemakaian kru kapal sehari-hari, kecakapan awak kapal terutama pastikan Ijajah yang di miliki Captain Kapal atau Master sesuai dengan Ship Manning Certificate, baca juga tulisan marine survey kami lainnya tentang Towing and Lashing Survey, Towing Approval Survey, marine survey, Marine Surveyor, surveyor, Suitability Survey dan  Cara Melakukan Towing & Lashing Survey

0 Response to "Cara Melakukan Towing Approval Survey"

Posting Komentar